naruto

naruto

naruto

Sabtu, 05 Mei 2012

Usaha Kripik Bakso

PENELITIAN PERUSAHAAN KRIPIK BAKSO
Posted: 3 Desember 2009 in makalah universitas
1

BAB I
LATAR BELAKANG

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peranan yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, keberadaan UKM ditengah masyarakat juga memberikan andil terhadap pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Sejak krisis ekonomi menimpa negara kita beberapa waktu belakangan ini, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) justru terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut dibandingkan dengan usaha-usaha lain yang lebih besar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengembangan UKM kedepannya perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya.
Pemerintah sebagai salah satu pihak yang memiliki kekuasaan untuk membuat suatu kebijakan diharapkan bisa mendukung penuh pertumbuhan UKM dengan meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil. Selain itu, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus dilakukan agar kedepannya UKM-UKM yang ada bisa bersaing di era globalisasi. Karena UKM sering terlilit hambatan dalam perluasan jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh karena itu produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan hal itu menyebabkan kesulitan menembus pasar nasional apalagi ke pasar internasional. Oleh karena itu, kami melakukan observasi di salah satu UKM guna mengetahui mekanisme kerja di dalamnya serta berpartisipasi secara aktif ataupun pasif guna membantu mengembangkan UKM tersebut.

BAB II
TUJUAN PENELITAN, BIOGRAFI PEMILIK DAN JENIS USAHA

A. TUJUAN PENELITIAN
Dalam pelaksanaan observasi sampai penyusunan makalah mempunyai tujuan sebagai berikut :
Sebagai pelaksanaan tugas mata kuliah Bisnis Internasional.
Sebagai media pembelajaran mengenai UKM beserta mekanisme kerjanya.
Turut berusaha membantu UKM untuk lebih berkembang, meskipun belum optimal karena keterbatasan kami sebagai pemula.

B. BIOGRAFI PEMILIK DAN JENIS USAHA
Nama pemilik : Ibu Oemi Belinda
Jenis usaha : Makanan ringan yaitu Keripik Bakso
Alamat : Desa Gondosari, kecamatan Gebog, Kudus
Jln. Sukun Raya Gebog
Tahun Berdiri : 2006

BAB III
PEMBAHASAN

Ngemil adalah makan makanan yang tidak memberikan efek kenyang bagi manusia yang biasanya dilakukan untuk mengisi waktu luang seperti nonton televisi, waktu menunggu bis, menunggu pacar bahkan sampai sebelum atau disela-sela tidur yang dalam bahasa jawanya di bilang nglilir pun banyak orang yang melakukannya. Makanan ringan ada bermacam-macam jenisnya dari aneka gorengan ( seperti pisang goreng, bakwan goreng, sampai tempe goreng atau mendoan ), kacang-kacangan dan jajanan khas Indonesia yang mungkin belum pernah di dengar oleh negara lain yaitu keripik. Keripik di Indonesia juga bermacam-macam dari yang umum seperti keripik singkong, ubi, talas, kentang, dan sebagainya. Namun disamping itu juga ada keripik yang tidak pada umumnya dijumpai masyarakat yaiut keripik bakso, apalagi didaerah yang tercinta ini kota Kudus belum terlalu banyak yang memproduksi bahkan memasarkan keripik jenis ini.
Dalam observasi yang kami lakukan, tentang bagaimana cara pemroduksian keripik bakso ini, ternyata jenis makanan ringan ini mempunyai prospek yang cukup baik, mengingat belum adanya produsen lain yang membuat sekaligus memasarkan produk keripik bakso di kota ini. Berdasarkan keterangan yang kami peroleh dari tempat produksi yang terletak di desa Gondosari kecamatan Gebog dan Ibu. Oemi Belinda sebagai pemilik usaha bahwa dalam membuat keripik bakso di butuhkan bahan-bahan sebagai berikut :
Daging sapi
Tepung tapioka
Telur
Dan bumbu dapur lainnya
Minyak goreng
Namun komposisi dari ukuran dalam pembuatannya tidak di jelaskan secara gamblang karena menyangkut resep yang menjadi rahasia dagang yang harus dijaga kerahasiannya guna mempertahankan serta memajukan usaha yang digelutinya ini.

Dalam proses produksinya, alur pembuatan keripik bakso adalah sebagai berikut :
1. Daging digiling sampai halus
2. Campur daging dengan tepung tapioka hingga merata
3. Masukkan kuning telur kedalam adonan
4. Setelah adonan merata, masukkan bumbu-bumbu dapur yang sudah di haluskan terlebih dahulu
5. Dibentuk sesuai keinginan ( biasanya bulat ) setelah adonan telah kalis
6. Digoreng ½ matang
Di endapkan terlebih dahulu kurang lebih selama 3 jam
Di iris tipis-tipis
Di endapkan kurang lebih 1 jam
Digoreng sampai kering
Di packing / di bungkus
Dari komposisi bahan yang digunakan untuk membuat keripik bakso diatas yang memakai daging sapi sebagai bahan dasar, sudah jelas bahwa keripik bakso yang dihasilkan adalah produk yang kualitasnya terjamin apalagi disertai dengan diperolehnya ijin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ), sehingga menunjukkan produk ini benar-benar baik dan tidak merugikan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Pemilik usaha Ibu. Oemi Belinda mempunyai niat untuk mengembangkan produksi ini yang dalam jangka pendeknya pemasarannya bisa mencakup kabupaten Kudus dan dalam jangka panjangnya bisa mencakup pasar nasional, karena mengingat pangsa pasar yang dimiliki sangat berpotensi.
Meskipun demikian setelah mempelajari dan membaca kondisi pasar, Ibu Oemi Belinda menemukan sejumlah malah fundamental yaitu harga eceran yang ditetapkan perbungkus itu adalah Rp 2.000,00 dan ternyata dianggap terlalu tinggi bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah sehingga dipasar-pasar tradisonal mengaku penjualannya belum mencapai angka yang tinggi. Karena mereka beranggapan makanan ringan keripik bakso ini berkelas menengah ke atas. Dan Ibu Oemi Belinda menyadari akan hal itu, karena dalam proses produksinya bahan utamanya adalah daging sapi yang harganya relatif mahal sehingga dalam penetapan harga jualnya menjadi cukup tinggi. Saat ini Ibu Oemi Belinda dalam tahap mengotak-atik mencari cara agar produknya ini dapat diterima semua kalangan, agar niat dan tujuannya dapat terwujud. Berikut ini adalah daftar harga bahan-bahan produk yang digunakan dalam penetapan harga perbungkus keripik bakso adalah sebagai berikut :
1. Daging sapi 1 Kg Rp 50.000,-
2. Telur Rp 5 .000,-
3. Tepung tapioka Rp 15.000,-
Minyak Goreng Rp 11.000,-
Bumbu dapur Rp 7.000,-
Plastik bungkus Rp 10.000,-
Gaji pegawai Rp 40.000,- ( Rp 20.000 @ 2 )
Biaya lain-lain Rp 8.000,-
Jumlah Rp 146.000,-
Dalam komposisi per Kg daging sapai dapat dihasilkan 90 bungkus keripik bakso. Dengan asumsi :
Pendapatan kotor 90 @ Rp 2.000,- Rp 180.000,-
Jumlah biaya ( Rp 146.000,- )
Pendapatan bersih/Kg daging Rp 34.000,-
Setelah mendapatkan keterangan beserta data dari Ibu Oemi Belinda diatas, yang menggambarkan tentang potensi keripik ini beserta salah satu hambatan yang fundamental, kami pelaku observasi turut menyumbangkan pendapat. Inti permaslahannya adalah pasar mengatakan harga jual keripik bakso yang ditetapkan dianggap terlalu tinggi karena dalam proses pembuatannya menggunakan bahan dasar daging sapi yang memang rasanya terasa gurih akan tetapi menjadikan harga jualnya terlalu tinggi bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dan kami pelaku observasi mengusulkan tentang penggunaan bahan bakunya diganti yang semula dari daging sapi menggunakan daging ayam yang harganya relatif lebih murah, sehingga dalam penepatan harga jualnya tidak terlalu tinggi sehingga masyarakat yang beranggapan keripik ini berkelas untuk kalangan menengah ke atas dapat menerima dan menikmati makanan ringan ini dalam kesehariaannya. Akan tetapi tetap memproduksi keripik bakso yang menggunakan bahan dasar dari daging sapi, dengan tujuan agar pasar – pasar yang telah tercipta dapat tetap menikmati seperti rasa semula karena dalam kenyataan ada juga masyarakat yang alergi dengan daging ayam dan menjaga agar pasar yang tercipta itu tidak hilang.
Setelah mendengar sumbangan pendapat dari kami Ibu Oemi Belinda menanggapi dengan tangan terbuka, akan tetapi belum langsung di implikasikan karena beliau harus membicarakan usulan ini dengan orang-orang terdekatnya. Dan beliau beliau mengatakan kemungkinan besar usulan dari kami akan digunakan mengingat usulan kami ini cukup realistis dan berpotensi untuk mendongkrak penjualan keripik bakso yang diproduksinya agar dapat diterima oleh semua kalangan. Kami juga berharap usulan kami dapat direspon positif oleh masyarakat agar dalam pemasaran keripik bakso ini bisa mencapai angka yang tinggi, sehingga dapat menimbulkan dampak positif bagi masyarakat sekitar yang berada di lingkungan UKM itu berdiri.

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas bahwa jenis usaha yang digeluti oleh Ibu Oemi Belinda ini mempunyai beberapa kendala yang menghambat dalam perkembangannya, yaitu :
Penetrasi pasar yang masih sempit karena harga yang ditetapkan untuk keripik bakso ini dianggap mahal oleh sebagian besar masyarakat. Hal itu disebabkan karena proses produksinya menggunakan bahan baku daging sapi murni.
Faktor tenaga kerja yang kurang konsisten karena dalam proses produksi yang ke-8 yaitu pengirisan sering kali tidak sama tingkat ketebalannya yang mengakibatkan tingkat kerenyahannya berbeda.
Setelah dilakukan analisis, masalah-masalah tersebut tersebut dapat diatasi dengan cara seperti berikut :
Untuk memperlebar penetrasi pasar dilakukan inovasi produk yaitu memproduksi keripik bakso dengan menggunakan bahan baku selain daging sapi, contoh : daging ayam, ikan bandeng, atau yang lainnya. Akan tetapi memproduksi keripik bakso dengan bahan baku sapi, agar konsumen yang sudah cocok tidak hilang.
Melakukan pemantauan minat pasar, untuk mengejar pemasaran yang luas.
Dalam proses produksi yang ke-8 digunakan mesin agar tingkat ketebalan irisan keripik bakso dapat merata sehingga tingkat kerenyahannya juga bisa merata.

0 komentar:

Posting Komentar